MSG atau monosodium glutamate sudah lama dituduh sebagai biang penyakit, fakta-fakta ilmiah menunjukan hal tersebut. Namun fakta lainnya justeru mengungkap bahwa MSG ini ternyata nutrisi yang diperlukan tubuh manusia. Dari berbagai senyawa pembangkit citarasa yang beredar bebas di pasaran seperti misalnya MSG, 5 nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium sulfosuccinate (untuk susu kaleng) dan lain sebagainya, ternyata hanya monosodium glutamat (MSG) yang banyak menimbulkan kontroversi antara produsen dan konsumen.
Bahkan di zaman sekarang kita sering memberikan status "Generasi Micin" yang ditujukan kepada orang yang menurut kita bodoh, alay, tidak tau sopan santun, sok jagoan, dan sebagainnya. Kita memberikan julukan seperti itu kadang hanya ikut-ikut saja tanpa melihat fakta ilmiah. Bagi kebanyakan orang masih belum tahu tentang fakta ilmiah dari MSG.
Untuk itu sebelum kita menyatakan bahwa Micin itu bikin bodoh, lebih baik kita baca dulu fakta ilmiah dari micin berdasarkan penelitian dan bukan dari "katanya". Berikut ulasannya:
Sodium sebagai salah satu pembentuk MSG
berguna sebagai pengaturan asam basa dalam tubuh bersama dengan potasium,
mendukung kerja kontraksi otot, pengendalian air dan tekanan darah, sistem
saraf, serta penyerapan gula. Tapi perlu diingat, penggunaan garam atau sodium
tidak boleh berlebihan karena berisiko memicu hipertensi. MSG
dalam jumlah wajar juga punya potensi manfaat.
MSG sebagai penguat rasa dalam penelitian oleh Yamaguchi di Jepang pada 1984
bisa mengurangi penggunaan NaCl atau garam karena memberikan kepuasan yang
lebih tinggi. Dalam penelitian terbukti bahwa penggunaan MSG bisa memberikan
rasa optimum dengan mengurangi kadar gula hingga 50 persen. Sodium adalah salah
satu mineral zat gizi. Sedangkan glutamate adalah salah satu asam amino
komponen protein. Jadi, pada dasarnya sodium dan glutamate termasuk zat gizi.
Berdasarkan penelitian dari College of Medical, Kanazawa University, pada 2009,
glutamate adalah salah satu dari asam amino yang paling sering digunakan untuk
mengorkestrasi atau memadukan jaringan antarsel di otak. Otak dan otot adalah
organ yang paling membutuhkan glutamate. Dalam penelitian Brian S. Meldrum dari
Inggris, yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition pada 2000, disebutkan
bahwa glutamate banyak ditemukan dalam otak manusia dan makanan. Glutamate
merangsang pengeluaran atau ekskresi cairan ludah serta lambung, sehingga
pencernaan makanan lebih cepat dan sempurna. Terutama untuk mencerna protein.
Untuk aspek keamanan MSG, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat
sejak 1958 telah mengkategorikan MSG sebagai GRAS atau Generally Recognize As Safe.
Di Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1988
menyebutkan MSG adalah bahan tambahan pangan penguat rasa yang diizinkan dengan
batas maksimum penggunaan “secukupnya” (sewajarnya-atau dibawah 2 gr) sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa
MSG aman bagi kesehatan. Tentu saja bahan ini tak boleh sampai dikonsumsi oleh
bayi, terutama yang masih berusia di bawah tiga bulan. Berikut lebih lengkap
dugaan dampak negatif dan positif MSG.
Dampak Negatif
Masalah-masalah kesehatan yang dihubungkan dengan MSG kebanyakannya tidak
memiliki dasar ilmiah yang baik. Misalnya:
·
Sampai sekarang ada yang percaya MSG menyebabkan syndrom restoran cina
(antara lain rasa haus, pusing, tubuh kejang dan jantung berdebar-debar),
padahal pertama kali syndrom ini dicetuskan tidak didasarkan pada sebuah
penelitian yang baik secara ilmiah. Syndrom restoran cina mulanya hanya sebuah
tulisan mengenai pengalaman pribadi Dr Kwok tentang syndrom yang dialaminya
sehabis makan makanan cina dimana dia menduga penyebabnya mungkin karena kecap,
angciu dan garam selain MSG. Berbagai penelitian ilmiah dengan metode yang baik
telah membuktikan tidak adanya kaitan antara MSG dengan syndrom restoran cina.
·
MSG dituduh sebagai penyebab makanan snack yang disukai anak-anak menjadi
tidak menyehatkan. Tuduhan seperti ini menunjukkan rendahnya pengetahuan MSG
dan gizi. Bayi yang baru lahir justru sehat jika hanya mengkonsumsi air susu
ibu yang mengandung glutamat sangat tinggi, yaitu 50% lebih dari total protein.
Kebanyakan snack adalah sumber karbohidrat sedangkan anak-anak sangat
memerlukan kecukupan protein untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh
mereka.
·
Karena mengandung natrium, MSG dituduh sebagai pencetus hipertensi. Dari
rumus molekulnya maupun analisa laboratorium kita bisa mengetahui kadar natrium
dalam MSG, yaitu 12%. Sementara itu garam mengandung 40% natrium atau tiga kali
lebih tinggi. Berdasarkan banyak uji rasa yang telah dibuktikan, kadar natrium
dalam makanan bisa kita kurangi hingga 40% dengan menambahkan sedikit MSG tanpa
mengurangi rasa enak.
·
Rasa enak yang ditimbulkan oleh MSG dituduh sebagai penyebab penggunaan MSG
yang berlebihan. Sama seperti pemakaian garam, pemakaian MSG memiliki dosis
optimum yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan. Penggunaan MSG lebih tinggi dari
dosis optimum ini dapat mengurangi rasa enak makanan dimana kita umumnya tidak
menginginkannya. Tentu saja pabrik maupun penjaja makanan tidak akan pernah
membuat makanannya tidak enak dengan menambahkan MSG diluar batas karena ini
sama artinya mereka membunuh usaha mereka sendiri.
Ada juga penelitian-penelitian yang menyimpulkan pengaruh negatif MSG terhadap kesehatan, namun penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara penggunaan MSG yang tidak realistis. Misalnya:
·
Tuduhan MSG menyebabkan kerusakan otak didasarkan pada penelitian dimana
mencit (bayi tikus) diberikan MSG dosis sangat tinggi yaitu 0.5-4.0g/kg berat
badan atau setara dengan 30-240g pada manusia berberat badan 60kg. MSG dosis
sangat tinggi ini disuntikan ke mencit. Kita menikmati makanan yang ditambahkan
MSG, misalnya bakso, dalam dosis rendah (0.2-0.8% dari volume makanan) dan
melalui saluran pencernaan, bukan dengan dosis dan cara yang tidak wajar
seperti pada penelitian tersebut.
·
MSG disimpulkan menyebabkan kanker dari hasil penelitian-penelitian pada
tikus. Padahal pada penelitian-penelitian tersebut daging dan MSG yang
diberikan pada tikus dibakar pada temperatur sangat tinggi hingga 600 derajat
celcius. Makanan yang dimasak pada temperatur ekstrim tinggi ini dengan mudah
berubah menjadi arang. Kita umumnya tidak suka makan arang. Pada salah satu
penelitian tersebut, tikus-tikus menderita kanker pada usia mereka yang lanjut.
Padahal pada manusia, prevalensi kanker jauh lebih tinggi pada usia lanjut dari
pada usia muda, sehingga usia tua adalah sangat nyata hubungannya dengan kanker
bukan MSG.
·
Selain
dari aspek kesehatan, dari sisi kehalalannya, MSG dicurigai mengandung
sejumlah zat yang berpotensi haram, atau meragukan (subhat).
Dampak Positif MSG
Tinjauan ilmiah hasil Penilaian terhadap keamanan MSG:
1.
MSG tersusun oleh unsur-unsur nutrisi MSG terdiri dari
78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Glutamat adalah salah satu dari 20 asam
amino pembentuk protein yang terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Demikian
juga, natrium terdapat dalam makanan dan tubuh manusia.
2.
Glutamat memainkan peranan fisiologis penting pada
tubuh Lidah dan lambung memiliki reseptor glutamat yang berhubungan dengan
sistim syaraf pusat, otak, dan organ pencernaan yaitu lambung dan pankreas.
Melalui uji klinis telah dibuktikan, bahwa makanan yang enak karena glutamat,
baik dari makanan itu sendiri maupun dari MSG, merangsang produksi cairan
pencernaan sehingga daya cerna makanan menjadi lebih baik. Selain itu, glutamat
didalam usus halus berfungsi sebagai sumber tenaga bagi absorpsi unsur-unsur
nutrisi kedalam darah. Glutamat memainkan peranan sentral dalam berbagai
metabolisme tubuh, antara lain sebagai unsur perantara metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak. Rasa haus yang anda rasakan terhadap masakan yang
mengandung monosodium glutamat adalah nyata dan bisa anda buktikan sendiri.
Jika tubuh anda bereaksi dengan merasa haus, berarti ada sesuatu yang tidak
benar dengan tubuh anda.
3. Badan-badan kesehatan dunia menyatakan MSG aman Badan dunia FAO &
FAO yang disegani, yaitu Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) telah
mengevaluasi keamanan MSG tiga kali dan pada evaluasinya yang terakhir pada
tahun 1987 memberikan status Acceptable Daily Intake (ADI) not specified atau batasan asupan harian yang
tidak terspesifikasi untuk penggunaan MSG dalam makanan secara wajar. Status
ini adalah yang paling aman diantara bahan-bahan tambahan pangan lain.Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MSG atau Micin ternyata memiliki manfaat yang baik bagi tubuh selama penggunaan dan takaran sesuai dengan yang dianjurkan dan tidak berlebihan. Karena hampir semua penyedap rasa kalau digunakan secara berlebihan pasti akan menjadi penyakit seperti: garam dan gula. Kita pasti tau kalau terlalu berlebihan menggunakan gula dan garam akan membawa dampak negatif terhadap kesehatan tubuh kita. Seperti tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung dan lain sebagainya.
Jadi itulah fakta ilmiah yang harus kita ketahui sebelum memberikan nilai negatif pada si Micin. Jadilah orang yang berilmu agar kita tidak bisa dibodohi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar