Mendengar
mie instan pasti banyak komentar tentang hal ini. Ada yang bilang kalo
mie instan tidak baik buat kesehatan, ada juga yang bilang kalo mie
instan mengandung lilin, dan lain sebagainya. Hal ini membuat Anda ragu
dan takut untuk memakan mie instan.
Untuk
itu saya akan memberikan 10 fakta tentang mie instan. Agar Anda tidak
perlu ragu dan takut untuk makan mie instan setelah Anda membaca dan
tahu tentang fakta pada mie instan
2. Tidak Boleh Memasak Mie Instan Dengan Bumbunya. Tapi Bukan Karena Itu Bisa Menyebabkan Kanker.
Ada
info yang menyatakan bahwa tidak boleh merebus mie instan bersamaan
dengan bumbunya. Katanya, saat berada pada suhu 120 derajat Celcius
nanti, kandungan kimia pada bumbu mie dapat berubah menjadi senyawa
karsinogen dan berpotensi memicu tumbuhnya sel kanker pada tubuhmu. Tapi
ternyata info tersebut tidaklah benar!
Sampai
saat ini belum pernah ditemukan adanya senyawa karsinogen pada mie
instan. Di sisi lain, pemasakan mie instan tidaklah sampai pada suhu 120
derajat Celcius. Mie instan sebelumnya telah melalui proses
penggorengan sehingga yang dijual dalam kemasan sudahlah setengah
matang. Untuk menyantapnya, kamu hanya perlu memanaskan mie instan pada
suhu air mendidih, yaitu sekitar 90 – 100 derajat Celcius, dan dalam
waktu kurang dari 5 menit.
Salah
satu alasan mengapa mie instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan
bumbunya adalah karena dapat mengurangi cita rasa yang telah dibentuk
oleh produsen. Mie instan dianjurkan untuk memiliki kuah sebanyak 400
cc, tapi seringnya kita memasak air rebusan tidak menggunakan takaran
sehingga bisa saja berlebihan. Hal ini yang menyebabkan rasa pada mie
pada saat direbus bersama bumbu dengan takaran yang tidak pas bisa saja
hambar atau bahkan terlalu kuat rasa bumbunya. Jadi kurang pass!
3. Mie Instan Mengandung Zat Lilin? Ini faktanya!
Mie
instan bisa saling tidak melekat satu sama lain bukanlah karena
penggunaan zat lilin, melainkan karena adanya kandungan minyak di dalam
mie instan. Pada pembuatannya, mie instan melalui proses deep frying yang
bertujuan untuk mengurangi kadar air dan membuat mie instan tetap awet.
Dari proses inilah, minyak terserap ke dalam adonan mie instan dan
akhirnya dikeluarkan pada saat pemasakan. Jadi, sudah terbukti bahwa mie
instan tidak lengket karena minyak bukan disebabkan penggunaan zat
lilin oleh produsen.
Jadi salah besar kalo ada info atau gosip bahwa mie mengandung zat lilin (wax)
4. Tidak Baik Makan Nasi Putih dan Mie Instan Bersamaan
Kombinasi
mengenyangkan ini ternyata tidak baik untuk dikonsumsi terlampau
sering. Mie instan dan nasi putih adalah sama-sama sumber karbohidrat
yang cukup tinggi. Dalam satu porsinya saja, mie instan sudah mengandung
400 kalori. Kalau ditambah dengan nasi putih, kandungannya pun
bertambah hingga 700 – 800 kalori. Padahal normalnya, manusia hanya
membutuhkan 1.700 – 2.000 kalori saja per harinya. Itu pun harus dengan
berbagai asupan gizi dan dalam 3 kali makan besar serta 3 kali makan
ringan.
Selain
menambah asupan kalori, perpaduan mie instan dan nasi putih ini juga
dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Kalau terlalu sering
dan terlampau banyak, badanmu tidak hanya menjadi lebih gemuk tetapi
juga berisiko terkena penyakit diabetes.
Oleh
karena itu, mulai kurangi kombinasi mengenyangkan ini. Dan daripada
disandingkan dengan nasi putih, lebih baik memakan mie instan dengan
tambahan telur dan juga sayur.
5. Air Rebusan Mie Instan Tidaklah Berbahaya, Namun Justru Mengandung Zat Gizi
Banyak
kabar berseliweran yang menyatakan kalau mie instan harus direbus
sebanyak 2 kali supaya tidak ada lagi zat kimia di dalamnya. Selain itu,
air rebusan mie instan yang pertama juga katanya tidak boleh dijadikan
kuah karena di situlah banyak terkandung zat kimia yang berbahaya bagi
tubuh. Apakah kabar itu benar? Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno,
kabar mengenai bahayanya air rebusan mie instan yang pertama adalah
salah. Justru, di dalam air rebusan pertama itulah terdapat kandungan
zat besi, zinc, vitamin, dan betakaroten tinggi yang dibutuhkan oleh tubuhmu.
Pada
proses pembuatannya, mie instan telah mengalami proses fortifikasi atau
penambahan zat-zat gizi dan vitamin yang diperlukan tubuh. Zat-zat gizi
dan vitamin ini akan larut dan berpindah dari mie instan ke air pada
saat perebusan. Maka dari itu, air rebusan mie instanlah yang justru
memiliki kandungan gizi bagi tubuhmu. Kalau airnya dibuang dan diganti
dengan yang baru, zat-zat gizi dan vitamin yang terkandung pun ikut
terbuang dan hilang. Mie instanmu pun jadi makanan yang tidak lagi
memiliki nilai gizi yang cukup.
6. Di Awal Kemunculannya, Mie Instan Adalah Makanan Mewah
Sebelum
menjadi panganan sejuta umat seperti saat ini, dulu mie instan
sebenarnya pernah menjadi makanan yang mewah. Mie instan lahir di Jepang
dari tangan Momofuku Ando, pendiri perusahaan ramen instan Nissin. Pada
tahun 1958, ramen instan pertama pun hadir dengan rasa ayam yang khas.
Ramen instan ini diharapkan dapat menjadi panganan yang praktis dan
dapat dimakan di mana serta kapan saja. Namun saat itu yang umum ditemui
di pasar swalayan adalah mie atau udon yang fresh.
Mie instan pun dianggap barang yang wah karena baru dan masih belum
mudah ditemui. Hasilnya, harga ramen instan pun melambung hingga 6 kali
lipat dari harga udon yang fresh.
7. Mie Instan Mengandung Pengawet Dalam Kadar Tinggi? Mitos!
Tidak
dipungkiri, makanan dalam kemasan yang dijual di pasar swalayan pasti
menggunakan pengawet supaya umurnya bisa tahan lama. Di Indonesia, telah
ditetapkan penggunaan bahan pengawet secara aman hanya 250 mg saja per
kilogramnya. Untuk mie instan sendiri, penggunaan bahan pengawet nipagin
pada kecapnya hanya berjumlah 1 mg saja. Kadar yang sangat kecil.
Oke,
itu pengawet untuk kecapnya. Lalu bagaimana dengan pengawet yang
terkandung dalam mie? Nah, sebenarnya, mie pada mie instan bisa menjadi
sangat awet bukan karena pengawet kimia, namun metode khusus yang
diaplikasikan selama pembuatannya. Mie instan digoreng dengan teknik deep frying.
Proses penggorengan ini dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu 140 –
160 derajat Celcius. Pada suhu ini, dapat dipastikan tidak ada mikroba
yang dapat bertahan hidup karena kadar air pada mie telah turun hingga
3% saja. Kalau tidak ada mikroba, makanan pun tidak akan busuk. Ini
rahasia kenapa mie dalam kemasan mie instan bisa sangat awet.
8. Warna Kuning Pada Mie Instan Memang Didapat dari Pewarna Buatan. Tapi yang Digunakan Bukan Pewarna Pakaian.
Harus
diakui bahwa warna kuningnya mie instan memang tidak didapat secara
alami. Dalam pembuatannya, adonan mie instan ditambahkan zat pewarna
makanan, yaitu Tatrazine (CH940). Zat pewarna ini sudah terserap dengan
baik , jadi saat direbus tidak akan luntur.
Zat pewarna Tatrazine ini adalah senyawa pigmen food grade dan sudah diberi izin untuk digunakan sebagai pewarna makanan secara internasional oleh standar internasional Codex Alimentarius dan World Health Organization.
Secara nasional sendiri, pewarna makanan ini juga sudah diberi izin kok
oleh BPOM RI. Jadi, bisa dipastikan bahwa zat pewarna ini aman untuk
digunakan. Lagipula, tidak cuma mie instan saja yang menggunakan zat
pewarna Tatrazine ini. Puding, kripik, sereal, minuman ringan, sup
instan, selai, permen, jeli, serta yogurt kemasan juga menggunakannya.
9. Mie Instan Tidak Cukup Untuk Menutupi Seluruh Kebutuhan Gizi Tubuhmu.
Mie
instan memang bukan makanan yang sempurna. Kandungan gizinya memang
ada, namun jumlahnya tidak seberapa dan terbilang sedikit dibandingkan
panganan lain. Untuk itu, mie instan tidak bisa dimakan sendirian.
Nah,
foto semangkuk mie instan lengkap dengan telur, daging ayam, dan
sayuran pada kemasan bukanlah hanya sekadar pemanis saja. Namun, itulah
saran penyajian yang dianjurkan oleh produsen dan para ahli gizi untuk
membuat mie instan menjadi panganan yang lebih lengkap. Jadi, jika ingin
menyantap semangkuk mie instan, tambahkanlah bahan makanan lain sebagai
pelengkap. Kamu bisa mencampurnya dengan telur rebus, sawi, wortel,
atau daging. Selain lebih sehat, rasanya juga pasti tambah nikmat.
10. Walaupun Mengandung Karbohidrat, Mie Instan Tetap Tak Bisa Menggantikan Nasi Atau Panganan Sumber Karbohidrat yang Lain
Kandungan
karbohidrat pada mie instan memang sudah tidak diragukan lagi
keberadaannya. Walaupun begitu, mie instan hanya bisa dijadikan sebagai
makanan bantu yang sifatnya sementara. Ini karena selain karbohidrat,
mie instan mengandung lemak dalam kadar yang tinggi. Konsumsi lemak dan karbohidrat yang berlebihan juga dapat memicu timbulnya banyak penyakit, seperti diabetes, stroke, dan jantung.
Oleh
karena itu, mie instan tidak bisa dijadikan makanan pokok pengganti
nasi atau sumber karbohidrat yang lain. Anda harus membatasi konsumsi
mie instan Anda. Cukup 3 kali saja dalam seminggu — itulah batas
maksimal konsumsi mie instan yang dianjurkan.
Nah
itulah 10 Fakta tentang Mie Instan yang wajib Anda ketahui. Agar Anda
tidak termakan isu-isu yang justru akan membuat Anda bingung.
Berikan komentar Anda